Mlam telah larut, tiada bintang ataupun bulan saat malam itu. Hujan pun terasa semakin membuat hati Kevin menangis. Kevin terus melangkah ditengah derasnya derai hujan menghujam membasahi tubuhnya. Ia menangis bersama hujan, air matanya larut bersama tetesan butir-butir hujan menangisi perginya Kiran dari hidupnya.
Siang itu
“Kiran kamu doyan banget sih makan permen lollipop gitu? Ntar ompong loh, hehehe”
“Ih kamu apaan sih Kevin? Biarin aja kali, yang penting kan enak, hehehe”
“Hehehe dasar si cewek kocet (kecil)”
“Uwekk :p”
Kiran adalah gadis mungil yang sangat dicintai oleh Kevin. Kiran selalu tampak riang dan bahagia, dia tidak pernah ingin jauh dari permen lollipop nya ini. Itulah yang membuat Kevin sangat mencintai gadis mungilnya ini “Kiran”. Tingkahnya yang terkadang konyol dan bodoh membuat Kevin terkadang sangat merindukan Kiran.
Kevin selalu merasa nyaman apabila bersama Kiran nya. Entah mengapa gadis mungil ini selalu tampak bahagia. Bahkan meski Kevin sering mengusik nya, dia hanya tersenyum dan tertawa kecil. Dia selalu sibuk dengan permen lollipop nya itu.
Kiran dan Kevin selalu menghabiskan setiap waktunya bersama. BBM, sms, telfon, chatting, semua itu selalu Kevin lakukan apabila dia tidak bisa bertemu dengan gadis mungilnya. Kevin tidak pernah sedetik pun merasa bosan dengan Kiran, dia selalu merasa bahagia bersama Kiran si gadis mungilnya. Entah berapa besar cinta dihatinya untuk Kiran.
Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Kiran, ia sangat mencintai Kevin, karena itulah ia ingin selalu tampak bahagia dihadapan Kevin. Karena dia tidak ingin melihat Kevin bersedih, ia ingin Kevin selalu tersenyum bahagia. Walaupun sebenarnya ia harus mengurung dirinya dikamar tanpa seseorang pun yang menyadari bahwa ia sedang menangisi, ketakutan dalam di hatinya akan kehilangan Kevin.
“Kiran, kamu ngapain diatas sana? Nih aku bawain permen lollipop kesukaan kamu”
“Naik aja Kevin, aku lagi ngeliatin bintang-bintang nih”
“Iya-iya kocet, tungguin aku ya?”
Di atas atap rumah
“Nih permen nya. Kamu kenapa kok mata kamu bengkak gitu?”
“Hehe, aku gpp kok Kevin. Tadi aku waktu tidur, digigit semut. Bandel banget tuh semutnya”
“Semut nya doyan tuh sama kamu. Hehe”
Begitulah cara Kiran menutupi kesedihannya. Dia hanya mampu membohongi Kevin, karena dia tidak ingin Kevin tau bahwa dia baru saja selesai menangisi ketakutan yang melanda hatinya. Dengan mengumpulkan sejuta kekuatannya, Kiran selalu mencoba untuk tersenyum lembut dihadapa Kevin.
Kisah cinta Kevin dan Kiran terhalang oleh bedanya keyakinan mereka. Itulah alas an mengapa Kiran menangis dan harus bebrbohong dengan Kevin nya. Sebenarnya Kiran tidak ingin kisah cinta yang seperti ini, namun Kiran tidak mampu menolak saat Kevin mengungkapkan perasaan nya kepada Kiran. Kevin selalu memperlakukan Kiran selayaknya Tuan Putri, ia selalu memenuhi segala yang diinginkan oleh Kiran. Walalupun sebenarnya Kiran bukanlah wanita yang banyak menuntut dari Kevin.
Sudah 3 hari Kevin tidak memberi kabar kepadanya, entah apa yang terjadi pada Kevin nya. Dia mencari Kevin disekolah, namun sudah 3 hari ini Kevin tidak masuk sekolah. Dia mencoba mengirim BBM, sms, e-mail, dan dia juga mencoba untuk menelfon Kevin. Namun, semua usahanya sia-sia.
Hinggat suatu hari Kiran memberanikan diri mengunjungi Kevin kerumahnya. Saat didepan rumah Kevin, saat ingin mengetuk pintu, Kiran mendengar suara perbincangan Kevin dengan mamanya
“Kamu ngapain pacaran sama dia? Dia itu gak sejalan sama kita. Kamu tau itu”
“Tapi mah, Kevin sangat mencintai Kiran. Siapapun dia, dia adalah orang yang selalu buat Kevin
nyaman dan selalu buat Kevin bahagia”
“Mama gak mau tau Kevin, kamu harus jauhi wanita itu”
Mendengar itu, hati Kiran hancur. Tanpa ia sadari pipinya telah basah dengan tetesan air matanya. Saat itu juga ia langsung berlari pergi, mengurung dirinya dan menangis sepanjang malam. Pagi itu, Kiran mengatakan kepada orangtua nya bahwa ia ingin pindah sekolah ke luar kota dengan alas an, ia merasa tidak menyaman disekolah nya yang sekarang. Dan orang tuanya menyetujuinya.
Sebelum ia berangkat Kiran menuliskan sebuah surat.
To : Kevin
Maaf, kalau saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di sisimu lagi atau mungkin aku tidak akan kembali lagi
Kevin, aku hanya ingin kamu tau bahwa aku sangat dan teramat mencintaimu Kevin. Aku selalu tampak bahagia dihadapanmu karna aku tidak ingin sedikitpun melihat kamu bersedih. Kamu masih ingat saat kamu menanyakan mengapa mata ku bengkak? Aku menjawab nya karna mata ku di gigit semut. Sebenarnya tidak Kevin, malam itu aku sedang menangisimu karena cinta ku yang terlalu dalam, karena rasa takut ku akan kehilangan kamu.
Tapi, Kevin aku harus pergi. Karena aku tau orang tua mu tidak menginginkan aku menjadi kekasihmu. Saat tau semua itu aku pulang dengan tangisan Kevin dan sekrangpun aku pergi dengan tangisan Kevin. Semoga kamu mendapat yang terbaik Kevin dan mendapat yang terbaik.
Kalau kamu marah atas kepergianku ingatlah kata-kata ini “Aku akan selalu menyayangi mu. Selalu dan selamanya. Bukan lah jarak ataupun keyakinan yang memisahkan kita. Yakinlah walau ragaku tak disisimu kamu akan selalu di lubuk hati ku, ditempat terindah”
Aku sangat mencintaimu Kevin
Gadis kocetmu
Setelah membaca surat itu, Kevin langsung menangisi semua. Ia mencoba untuk menyusul kebandara sia-sia. Sekarang ia hanya mampu menangis bersama hujan dimalam itu. Dan ia hanya mampu menjaga cinta nya saat ini untuk Kira si “Gadis Kocet” nya itu.
Setelah 1 tahunkepergian Kiran, Kevin menjalani harinya dengan lebih baik. Dia selalu mencoba tersenyum untuk disetiap hari-harinya. Karena Kiran telah mengajarinya arti keteguhan hati dan tulusnya cinta.
The End